Kamis, 16 Oktober 2014

Gula Semut

Gula Semut Aren
Gula semut adalah gula merah berbentuk serbuk, beraroma khas, dan berwarna kuning kecoklatan. Proses pengolahan gula semut sama dengan pengolahan gula cetak, yaitu tahap pemanasan nira hingga menjadi kental. Pada pengolahan gula cetak, setelah diperoleh nira kental, wajan diangkat dari tungku,  dilakukan pencetakan, sedangkan pada pengolahan gula semut setelah diperoleh nira kental dilanjutkan dengan pendinginan dan pengkristalan. Pengkristalan dilakukan dengan cara pengadukan menggunakan garpu kayu.  Pengadukan dilakukan secara perlahan-lahan, dan makin lama makin cepat hingga terbentuk serbuk gula (gula semut).
Contoh  Gula Semut
Langkah selanjutnya adalah pengeringan gula semut. Pengeringan dilakukan dengan dua cara, yaitu (1)  pengeringan dengan sinar matahari selama 3-4 jam dan (2) pengeringan  dengan oven dengan suhu pengeringan 45oC-50oC selama 1,5 -    2,0 jam. Untuk keseragaman ukuran butiran, dilakukan pengayakan I menggunakan ayakan stainless steel ukuran 18-20 mesh . Butiran gula yang tidak lolos ayakan akan dikeringkan ulang dan dilanjutkan dengan penghalusan butiran. Penghalusan ukuran butiran dengan grinder mekanis, diikuti dengan pengayakan II. Gula semut kering dikemas dalam kantong plastik dengan ukuran berat bervariasi,yaitu 250 g, 500 g dan 1000 g (1 kg).

Cara pengolahan gula semut  tersebut telah dikembangkan oleh koperasi petani di Desa Hariang, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.  Pengembangan agroindustri gula semut model Hariang  dimulai sejak tahun 2000. Pengolahan gula semut di Desa ini dilakukan dalam dua tahap, yakni tahap pertama pengolahan dilakukan anggota kelompok tani/koperasi, menghasilkan gula semut kasar, dan tahap kedua peng-olahan lanjut  pada unit pengolahan di koperasi dihasilkan gula semut.

Gula Semut
Pengolahan pada tingkat koperasi, dengan kegiatan meliputi pengeringan, pengayakan  dan pengepakan. Pengeringan gula semut dilakukan dengan dua cara, yakni dengan sinar matahari  dan dalam oven sistem rak (70% produk dikeringkan dengan oven dan 30% dengan sinar matahari). Pengayakan secara manual dengan saringan ayakan stainles steel 18-20 mesh. Produk dikemas dalam karung propilien dua lapis beratnya 50 kg/karung. Gula semut hasil olahan dengan karakteristik: kadar air 2.88%,  kadar sakarosa 92.02%, cemaran logam Pb kurang dari 0.05 ppm dan kadar abu 1.35%.  Gula semut yang dihasilkan Koperasi Usaha Bersama Mandala Hariang, memenuhi  syarat mutu SII.

Naaaahhh gimana nih satu ilmu baru tentang gula semut, selain kopi luwak... gula semut itu gula aren atau gula merah namun dia dalam bentuk serbuk/bubuk :D..... jadi jangan takut beda rasa cuma beda cashing aja :) semoga bermanfaat.

Sumber Dari : Balai Penelitian Tanaman Palma

Selasa, 14 Oktober 2014

Kenapa sih Kopi Luwak harganya SELANGIT?

Musang Luwak & Kopi
Kopi Luwak berbeda dari kopi pada umum nya. Kopi Luwak memiliki jumlah yang terbatas, apalagi kopi luwak liar. Luwak bukanlah mesin yang dapat menghasilkan kopi sesuai dengan jumlah yang kita inginkan. Bagi luwak, kopi itu hanya sebagai pencuci mulut saja. Luwak hanya memilih biji kopi terbaik dari yang terbaik. Ketika biji kopi matang di berikan kepada luwak dalam satu nampan, paling-paling luwak hanya akan memakan 10-30% saja.
Karena yang dikonsumsi luwak adalah biji kopi terbaik, maka hasil biji kopi yang dikeluarkan melalui feses luwak pun merupakan yang terbaik. Biji kopi melalui proses fermentasi alami di dalam perut luwak. Pencernaan luwak ini cukup unik, luwak tidak bisa mencerna biji-bijian yang memiliki tingkat kepadatan tertenu, salah satunya adalah biji kopi. Sehingga biji kopi yang keluar bersama dalam feses luwak pun masih utuh.


Contoh Kopi non Roating
Contoh Kopi Roating
Contoh Kopi Jadi
Kualitas biji kopi yang berasal melalui fermentasi luwak sama kualitasnya dengan biji kopi yang telah di fermentasi selama 5-8 tahun. Jika anda pernah ke Bandung, disana anda akan menemukan warung kopi yang sangat terkenal bernama Kopi Aroma. Cafe tersebut menjual biji kopi yang telah di fermentasi selama 3-5 tahun, sehingga dapat menghasilkan rasa dan aroma yang luar biasa, dan harga nya pun lumayan mahal. Kualitas sehebat itu bisa dikalahkan oleh kopi luwak yang dapat dihasilkan dalam waktu singkat.
Kopi luwak memiliki jumlah yang terbatas. Tidak seperti kopi biasa yang dapat menghasilkan berton ton kopi ketika panen. Kopi Luwak paling-paling hanya mampu menghasilkan 100kg – 1000kg saja untuk satu penangkaran atau area perkebunan. Jika ingin menghasilkan kopi luwak dalam jumlah banyak, kita harus menggabungkan seluruh petani kopi di satu daerah tersebut dengan cara plasma, agar kopi luwak yang terkumpul bisa berjumlah banyak. Itupun biasa nya tidak lebih dari 1 ton (1000kg).
Kopi luwak asli juga aman diminum untuk penderita jantung, maag, dan diabetes. Kopi luwak memiliki kandungan kafein dibawah 0,5%. Kopi biasa memiliki kandungan kafein lebih dari 2%. Fermentasi dari dalam perut luwak mampu menguraikan  protein dalam kopi sehingga dapat mengurangi kafein secara drastis dan menghasilkan rasa sekaligus aroma yang luar biasa.


Nah gimana nih ada referensi lagi untuk pengetahuan kita tentang kopi luwak??? jangan lihat dari proses keluarnya namun lihatlah dari hasilnya, buat kopi luwak top Indonesia banget... nanti juga kami luncurkan luncurkan produk kopi luwak kami.... coming soon... semoga bermanfaat.


Sumber Dari : kopiluwaknusantara

Senin, 13 Oktober 2014

Kopi Luwak

Kopi Luwak Original
Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak/musang kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram.

Contoh seduhan Kopi Luwak
Naaahhh gimana referensinya :D semoga bermanfaat....


Sumber dari : Wikipedia

Apa sih perbedaan Kopi Biasa dengan Kopi Luwak?

Kopi
Kopi merupakan minuman paforit bagi semua orang baik di indonesia ataupun dunia. Selain banyak khasiat dan manfaat juga seperti menambah daya tahan tubuh, menambah energi dll. Tapi kita sebagai orang indonesia juga harus berbangga hati... kenapa? karena produk kopi kita di ungguli di seluruh dunia contohnya "KOPI LUWAK"... kopi ternikmat dan termahal di dunia yang asalnya itu sendiri dari Indonesia. Ya, Kopi luwak memang berasal dari indonesia, TAPI apasih yang membedakan Kopi Biasa dengan Kopi luwak?

Sebenarnya, biji kopi yang digunakan dalam kopi Luwak sama dengan kopi-kopi jenis lainnya. Kopi Luwak biasanya menggunakan biji kopi Robusta atau Arabika. Namun, yang membedakan biji kopi pada kopi Luwak adalah pemilihan bijinya. Biji kopi jenis lainnya dipilih dan dipilah oleh manusia bahkan mesin. Dan, meskipun manusia tersebut sangat ahli dan berpengalaman, atau mesin yang digunakan sangat canggih, tetap saja tidak dapat mengalahkan insting binatang yang dimiliki oleh Luwak. Insting yang sangat tajam yang dimiliki oleh Luwak mampu membuat hewan ini memilih biji kopi yang benar-benar matang dan dengan kualitas terbaik. Jadi, dari sini, kita dapat menyebut kopi Luwak berasal dari biji kopi yang sangat berkualitas.

Contoh green bean Kopi Luwak
Contoh green bean Kopi Biasa
Sebenarnya, proses pengolahan kopi biasa dengan kopi Luwak hampir sama. Biji kopi dipanen pada kopi biasa, sedangkan pada kopi Luwak biji kopi dipanen dengan diambil dari feses Luwak. Setelah itu dicuci, dikeringkan dan siap dikemas. Namun, yang membedakan adalah proses fermentasi biji kopi. Pada kopi biasa, proses fermentasi dilakukan dengan cara menyimpannya dalam wadah kayu atau semen, dan ditutupi dengan kain goni basah. Setelah itu dibiarkan selama 12 hingga 24 jam. Namun, pada kopi Luwak, proses fermentasi terjadi pada perut Luwak. Dan, banyak enzim yang berperan disini, sehingga rasa yang didapat dari proses fermentasi alami ini menjadi unik. Dapat dikatakkan, proses fermentasi di dalam perut Luwak ini merupakan fermentasi paling sempurna untuk biji kopi. Bahkan ada penelitian yang menemukan, proses fermentasi biji kopi di dalam perut Luwak sama dengan proses fermentasi kopi biasa yang dilakukan selama 5 hingga 8 tahun. Hal ini yang membuat kopi Luwak mempunyai aroma dan rasa yang khas. Sampai saat ini, para ahli masih meneliti bagaimana proses fermentasi di perut Luwak ini terjadi dan mengapa cara ini menimbulkan rasa dan aroma yang berkualitas pada kopi Luwak.


Nah Jadi gimana nih jadi tau kan sedikit perbedaan dari kopi biasa dengan kopi luwak?? jadi jangan ragu lagi soal kualitas kopi luwak :D semoga bermanfaat...


Sumber dari : Lintas Peristiwa 

Apa Itu Luwak?

Luwak
Musang luwak adalah salah satu jenis mamalia liar yang kerap ditemui di sekitar pemukiman dan bahkan perkotaan. Hewan ini amat pandai memanjat dan bersifat arboreal, lebih kerap berkeliaran di atas pepohonan, meskipun tidak segan pula untuk turun ke tanah. Musang juga bersifat nokturnal, aktif di malam hari untuk mencari makanan dan lain-lain aktivitas hidupnya.

Dalam gelap malam tidak jarang musang luwak terlihat berjalan di atas atap rumah, meniti kabel listrik untuk berpindah dari satu bangunan ke lain bangunan, atau bahkan juga turun ke tanah di dekat dapur rumah. Musang luwak juga menyukai hutan-hutan sekunder.


Musang ini kerap dituduh sebagai pencuri ayam, walaupun tampaknya lebih sering memakan aneka buah-buahan di kebun dan pekarangan. Termasuk di antaranya pepaya, pisang, dan buah pohon kayu afrika (Maesopsis eminii). Mangsa yang lain adalah aneka serangga, moluska, cacing tanah, kadal serta bermacam-macam hewan kecil lain yang bisa ditangkapnya, termasuk mamalia kecil seperti tikus.



Luwak jenis Peliharaan
Luwak jenis Liar
Di tempat-tempat yang biasa dilaluinya, di atas batu atau tanah yang keras, seringkali didapati tumpukan kotoran musang dengan aneka biji-bijian yang tidak tercerna di dalamnya. Agaknya pencernaan musang ini begitu singkat dan sederhana, sehingga biji-biji itu keluar lagi dengan utuh. Karena itu pulalah, konon musang luwak memilih buah yang betul-betul masak untuk menjadi santapannya. Maka terkenal istilah kopi luwak dari Jawa, yang menurut cerita dari mulut ke mulut diperoleh dari biji kopi hasil pilihan musang luwak, dan telah mengalami ‘proses’ melalui pencernaannya!

Akan tetapi sesungguhnya ada implikasi ekologis yang penting dari kebiasaan musang tersebut. Jenis-jenis musang lalu dikenal sebagai pemencar biji yang baik dan sangat penting peranannya dalam ekosistem hutan.

Pada siang hari musang luwak tidur di lubang-lubang kayu, atau jika di perkotaan, di ruang-ruang gelap di bawah atap. Hewan ini melahirkan 2-4 anak, yang diasuh induk betina hingga mampu mencari makanan sendiri.

Sebagaimana aneka kerabatnya dari Viverridae, musang luwak mengeluarkan semacam bau dari kelenjar di dekat anusnya. Samar-samar bau ini menyerupai harum daun pandan, namun dapat pula menjadi pekat dan memualkan. Kemungkinan bau ini digunakan untuk menandai batas-batas teritorinya, dan pada pihak lain untuk mengetahui kehadiran hewan sejenisnya di wilayah jelajahnya.

Naaaaah... gimana nih buat teorinya, jadi tambah tau kan tentang luwak seperti apa?  jangan bilang musang luwak sebagai pencuri ayam lagi ok! karena mereka tidak suka makan ayam... hehe semoga bermanfaat.



Sumber dari : Wikipedia


Minggu, 12 Oktober 2014

Tahukah anda tentang sejarah kopi luwak?

Musang Pemakan Kopi (Luwak)

Asal mula Kopi Luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di Hindia Belanda terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Salah satunya adalah bibit kopi arabika yang didatangkan dari Yaman. Pada era "Tanam Paksa" atau Cultuurstelsel (1830—1870), Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. Kemudian pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi luwak.[1] Kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya tercium oleh warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman kolonial.

Contoh kotoran Luwak Kopi
Luwak, atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Dengan indera penciumannya yang peka, luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul matang optimal sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang masih dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Hal ini terjadi karena luwak memiliki sistem pencernaan yang sederhana, sehingga makanan yang keras seperti biji kopi tidak tercerna. Biji kopi luwak seperti ini, pada masa lalu hingga kini sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami di dalam sistem pencernaan luwak. Aroma dan rasa kopi luwak memang terasa spesial dan sempurna di kalangan para penggemar dan penikmat kopi di seluruh dunia.
 
Contoh Kopi Luwak Roating dan Non Roating

Seiring perkembangan jaman pengolahan kopi semakin baik, namun tidak sedikit juga para pengolah kopi menggunakan cara tradisional seperti sangrai kopi, penumbukan menggunakan alat tradisional.

Bagaimana? bertambahkah pengetahuan anda tentang kopi khususnya tentang kopi luwak? ya semoga informasi ini bermanfaat.


sumber dari : Wikipedia